Catatan
Reportase :
Dari MassMin 2000 – Brisbane,
Australia (3)
Brisbane, 31/10/00, 11:45 PM (20:45 WIB)
Makalah-makalah yang disajikan di hari kedua
konferensi MassMin 2000 mulai dikelompokkan temanya. Meskipun pembahasannya
masih bersifat umum dan belum banyak yang membahas tema-tema yang lebih
bersifat teknis atau kajian khusus tentang tambang endapan masif.
Jam 8:00 pagi tepat, sesi ke-5 dimulai, tapi ruangan
sidang belum separuhnya terisi. Barangkali banyak peserta yang mengira acara
dimulai seperti hari pertama kemarin yaitu jam 8:30. Atau, pesertanya pada
kesiangan bangun karena pada teler kebanyakan minum tadi malam saat acara Cocktail
Party. Atau, memang ini sudah hal yang lumrah?
Dari beberapa tema yang dipresentasikan, saya
mencatat (menurut pandangan saya, tentunya) ada banyak topik menarik. Kriteria
menarik menurut saya didasari pada hal-hal antara lain : mengandung informasi
baru yang belum saya ketahui, membahas tema yang kebetulan pas dengan pekerjaan
yang sedang saya geluti sehari-hari dan membahas kajian, teknologi atau ide-ide
yang memang baru. Oleh karena itu, tema yang bagi saya menarik, bisa jadi tidak
menarik bagi orang lain. Begitu pula sebaliknya.
Diantara tema-tema yang saya anggap menarik di sesi
ke-5 adalah masalah material handling di tambang Olimpic Dam, Australia
Selatan. Olimpic Dam adalah tambang yang menghasilkan tembaga, uranium, emas
dan perak, dengan menerapkan metode sublevel stoping dan longhole
stoping. Selain itu adalah tentang tambang tembaga El Teniente di Chili,
yang menerapkan metode pre-undercut caving method.
Pada sesi ke-6 setelah jeda minum teh, beberapa tema
yang saya anggap menarik antara lain tentang tambang bawah tanah Mount Isa yang
beroperasi di lokasi paling dalam dan paling panas suhu udaranya di Australia,
yang menghasilkan bijih zinc. Selain itu ada pembahasan tentang tambang
emas Obuasi di Ghana, Afrika, yang tahun 1995 melakukan perubahan metode
penambangan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien, setidak-tidaknya
menurut paparan mereka. Topik menarik lainnya adalah tentang penggunaan
evaluasi kondisi permukaan guna penentuan kriteria-kriteria perencanaan tambang
bawah tanah, dan simulation modelling.
Setelah istirahat makan siang (yang bukan nasi,
sehingga saya merasa seperti belum makan), masuk ke sesi ke-7 dan ada satu tema
yang memang saya tunggu-tunggu, yaitu bahasan tentang metode sublevel caving
yang dimodifikasi dan diperbaiki sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.
Makalah ini ditulis oleh G. Bull dan C.H. Page. Selain paparannya yang menarik,
juga di bagian akhir presentasinya ada peserta yang memberi tanggapan cukup
“keras”. Tanggapan itu disampaikan oleh seorang professor dari Lulea University
of Technology, Swedia, bernama Agne Rustan.
Karena kebetulan mike yang biasa digunakan
kalau ada orang bertanya, yang adanya di tengah-tengah peserta tiba-tiba mati.
Maka pak Professor pun langsung saja maju ke depan mimbar berdiri di sebelah
pembicara. Tanpa basa-basi atau halo-halo pembuka, Pak Professor langsung
mengatakan bahwa terminologi tentang draw
column yang digunakan dalam makalah adalah salah, dan Pak Professor akan
membahasnya secara lebih lengkap melalui makalahnya yang akan dipresentasikan
di hari ketiga besok. Rupanya Pak Professor memang sudah melakukan studi yang
lebih dalam tentang satu aspek yang berkaitan dengan hal yang baru saja
dipresentasikan.
Tentu saja hal ini membuat para peserta agak
terperangah, karena tidak menyangka akan ada tanggapan yang cara penyampaiannya
terkesan “tembak langsung”, bahkan bagi orang Barat sekalipun. Seperti
menyadari kalau kata-katanya cukup membuat kuping merah apalagi bagi pembicara
yang masih berdiri di belakang mimbar berdampingan dengannya, Pak Professor pun
mengakhiri tanggapannya dengan ndagel mengatakan bahwa gambar-gambar
yang dipresentasikan tadi bagus-bagus. Hadirin pun menjadi “gerrrrr”.
Dan sang pembicara hanya mengucapkan terima kasih.
Terlepas dari soal “tembak langsung”, tapi memang
itulah tujuan dari seminar atau konferensi atau sebangsanya. Saling beradu
argumentasi untuk memperoleh kesimpulan yang dianggap paling benar dan tepat.
Untuk itu maka perlu dilakukan kajian yang mendalam sesuai dengan pokok kajian
yang diambil. Kalaupun kemudian “prosesnya” membuat kuping merah, ya itu adalah
bagian dari resiko mencari kebenaran dalam ngilmu.
***
Setelah agenda presentasi tersebut, saya tidak
melihat ada topik-topik berikutnya yang saya angap menarik. Karena itu lalu
saya keluar dari ruang sidang, dan menuju ke stand pameran yang menawarkan
produk software untuk perencanaan tambang. Saya memang sudah janjian mau
ketemu jam 14:15 untuk melihat demo software produk dari Prunge Pty.
Ltd. Saya ingin tahu seperti apa software itu dan kemampuannya.
Bersamaan dengan acara konferensi memang tersedia sarana untuk pameran
“kecil-kecilan” sebagai pelengkapnya. Tentu saja hanya diikuti oleh sangat
sedikit perusahaan yang umumnya juga menjadi sponsor penyelenggaraan konferensi
MassMin 2000.
Seusai melihat demo dan ngobrol-ngobrol dengan salesman-nya,
saya meninggalkan arena konferensi. Bersama dengan seorang kolega asal India
yang sudah lama tinggal di Amerika dan dua orang mahasiswa Indonesia yang juga
menjadi peserta konferensi, kami lalu menghabiskan waktu sore untuk jalan-jalan
di kota Brisbane dalam perjalanan untuk mengunjungi kampus University of
Queensland.
Malam harinya kami bertemu kembali dengan segenap
peserta konferensi karena ada agenda acara makan malam bersama (Conference
Dinner). Setelah acara makan-memakan sudah habis saya lalu meninggalkan
ruangan, meskipun secara resmi acaranya belum ditutup. Soalnya mata sudah mulai
merasa berat dan ngantuk. Eh, lha kok di kamar hotel malah menyalakan
laptop dan membuat catatan ini. Ya…. sudah kadung (terlanjur) rampung
catatannya.-
Yusuf Iskandar
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]